VALIDITAS
Menurut Gronlund dan Linn (1990) Validitas adalah ketepatan
interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi. Menurut Azwar (2000) Validitas adalah
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.
Sugiyono (2006) menyatakan bahwa uji validitas adalah suatu langkah
pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen,
dengan tujuan untuk mengukur ketepatan kecermatan suatu instrumen pengukuran
dalam melakukan fungsi ukurnya.
Menurut Djaali dan Pudji (2008) validitas dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Validitas isi (content validity)
Validitas isi suatu tes mempermasalahkan
seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi
tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran. Wiersma dan
Jurs dalam Djaali dan Pudji (2008) menyatakan bahwa validitas isi sebenarnya
mendasarkan pada analisis logika, jadi tidak merupakan suatu koefisien
validitas yang dihitung secara statistika.
2. Validitas Konstruk (Construct
validity)
Menurut Djaali dan Pudji (2008)
validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh
item-item tes mampu mengukur apa-apa yang benar-benar hendak diukur sesuai
dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.
3. Validitas empiris
Validitas empiris sama dengan validitas
kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria, baik
kriteria internal maupun kriteria eksternal dalam suatu instrumen.
Untuk melakukan uji validitas suatu instrumen dapat
dilakukan dengan membanding nilai kelayakan (r) suatu instrumen dengan nilai r
kritis yang ditetapkan (Sugiyono, 2006), umumnya r kritis digunakan untuk
mendefinisikan batas validitas suatu instrumen, yang nilainya ditetapkan
sebesar r=0,3.
Dimana : r = nilai kelayakan
x = bobot jawaban responden
n = jumlah responden
dan N = jumlah item
Pengujian juga dapat dilakukan dengan menguji seluruh item
kuisioner yang digunakan untuk menguji validitas instrumen, dengan mencari daya
pembeda skor item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah
(Sugiyono, 2006). Masrun (1979) menyatakan bahwa ”....analisis untuk mengetahui
daya pembeda, sering juga dinamakan analisis untuk mengetahui validitas item”.
Untuk menguji daya pembeda secara signifikan digunakan rumus
t-test sebagai berikut :
Dimana :
Sugiyono (2006), mengungkapkan bahwa untuk uji reliabilitas
dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian
dapat dilakukan dengan testretest (stability), equivalen dan gabungan keduanya.
Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisa konsistensi
butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.
RELIABILITAS
Anastasia dan Susana (1997) menyatakan bahwa reliabilitas adalah
sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama
ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda,
atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang
berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda. Menurut Sugiono (2005) dalam Suharto (2009) Reliabilitas adalah
serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi
bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Uji
reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan
sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga
bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama.
Menurut Djaali dan Pudji (2008) reliabilitas dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1.
Reliabilitas
konsistensi tanggapan
Reliabilitas ini mempersoalkan apakah
tanggapan responden atau objek terhadap tes tersebut sudah baik atau konsisten.
Ada tiga
mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap tes yaitu:
a. Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan
menggunakan suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda.
b. Teknik belah
dua ialah pengetesan (pengukuran) yang
dilakukan dengan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama.
c. Bentuk
ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang
dilakukan dengan menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan
kepada responden atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.
2.
Reliabilitas
konsistensi gabungan item
Reliabilitas ini berkaitan dengan
kemantapan atau konsistensi antara item-item suatu tes.
Koefesien reliabilitas konsistensi
gabungan item dapat dihitung dengan menggunakan:
a.
Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal
dengan nama KR-20 dan KR-21.
b.
Rumus koefisien Alpha atau Alpha
Cronbach.
c.
Rumus reliabilitas Hoyt, yang
menggunakan analisis varian.
Dalam Pendidikan Seni Rupa validitas dan realibilitas suatu instrument
perlu diketahui agar evaluasi berjalan dengan tepat dan akurat. Pada
pengetahuan teoritis, uji validitas dan realibilitas tidak berbeda dengan mata
pelajaran teori lain. Namun pada tes praktik, uji validitas dan realibilitas akan
disesuaikan sedemikian rupa menurut jenis tes sehingga dapat obyektif dan tidak
membatasi atau mengganggu sifat-sifat estetika yang sebenarnya sangat abstrak
untuk dijelaskan dengan angka atau statistika. Hal ini tidak bermasalah jika
dilakukan sesuai dengan tujuan dan indicator yang telah ditetapkan.
Sumber:
Djaali&Pudji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar Statistika.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan,
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suharto. 2009. Uji
Validitas, Reliabilitas, Instrumen, Penelitian.
GOOD BLOG...
BalasHapus