Senja

Senin, 29 Oktober 2012

Validitas dan Reliabilitas



VALIDITAS

Menurut Gronlund dan Linn (1990) Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi. Menurut Azwar (2000) Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.
Sugiyono (2006) menyatakan bahwa uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.

Menurut Djaali dan Pudji (2008)  validitas dibagi menjadi 3 yaitu:
1.   Validitas isi (content validity)
Validitas isi suatu tes mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran. Wiersma dan Jurs dalam Djaali dan Pudji (2008) menyatakan bahwa validitas isi sebenarnya mendasarkan pada analisis logika, jadi tidak merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung secara statistika.
2.   Validitas Konstruk (Construct validity)
Menurut Djaali dan Pudji (2008) validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa-apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.
3.   Validitas empiris
Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal dalam suatu instrumen.

Untuk melakukan uji validitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan membanding nilai kelayakan (r) suatu instrumen dengan nilai r kritis yang ditetapkan (Sugiyono, 2006), umumnya r kritis digunakan untuk mendefinisikan batas validitas suatu instrumen, yang nilainya ditetapkan sebesar r=0,3.
Dimana :          r = nilai kelayakan
                        x  = bobot jawaban responden
                        n = jumlah responden dan  N = jumlah item

Pengujian juga dapat dilakukan dengan menguji seluruh item kuisioner yang digunakan untuk menguji validitas instrumen, dengan mencari daya pembeda skor item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah (Sugiyono, 2006). Masrun (1979) menyatakan bahwa ”....analisis untuk mengetahui daya pembeda, sering juga dinamakan analisis untuk mengetahui validitas item”.

Untuk menguji daya pembeda secara signifikan digunakan rumus t-test sebagai berikut :
 
Dimana :

Sugiyono (2006), mengungkapkan bahwa untuk uji reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan testretest (stability), equivalen dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. 


RELIABILITAS

Anastasia dan Susana (1997) menyatakan bahwa reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda. Menurut Sugiono (2005) dalam Suharto (2009) Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama.

Menurut Djaali dan Pudji (2008) reliabilitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.      Reliabilitas konsistensi tanggapan
Reliabilitas ini mempersoalkan apakah tanggapan responden atau objek terhadap tes tersebut sudah baik atau konsisten.
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap tes yaitu:
a.    Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda.
b.   Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama.
c.    Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.
2.      Reliabilitas konsistensi gabungan item
Reliabilitas ini berkaitan dengan kemantapan atau konsistensi antara item-item suatu tes.
Koefesien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan menggunakan:
a.       Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.
b.      Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.
 
c.       Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.


Dalam Pendidikan Seni Rupa validitas dan realibilitas suatu instrument perlu diketahui agar evaluasi berjalan dengan tepat dan akurat. Pada pengetahuan teoritis, uji validitas dan realibilitas tidak berbeda dengan mata pelajaran teori lain. Namun pada tes praktik, uji validitas dan realibilitas akan disesuaikan sedemikian rupa menurut jenis tes sehingga dapat obyektif dan tidak membatasi atau mengganggu sifat-sifat estetika yang sebenarnya sangat abstrak untuk dijelaskan dengan angka atau statistika. Hal ini tidak bermasalah jika dilakukan sesuai dengan tujuan dan indicator yang telah ditetapkan.


Sumber:
Djaali&Pudji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suharto. 2009. Uji Validitas, Reliabilitas, Instrumen, Penelitian.

1 komentar: