Senja

Kamis, 19 Juli 2012

Seminggu Terakhir

Ambil saja. Aku takkan meminta lebih dari apa yang diberikan padaku. Mungkin memang aku selalu berkhayal mendapatkan yang terbaik menurutku, aku selalu berharap memperoleh mimpi-mimpi yang tinggi. Tapi hidup takkan lebih membahagiakan tanpa kesyukuran atas apa yang didapat sekarang.


Dan, betapapun bahagianya aku dengan rizki dan jabatan yang kumiliki sekarang, tidak sekalipun memberi ketenangan jika mereka -orang-orang di sekitarku- malah menganggapku sebagai manusia yang ambisius. Mereka enggan berada di dekatku, mereka enggan bercerita denganku. Mana bisa disebut kebahagiaan jika sudah jadi begitu?



Dan, aku harap mereka tak menyebutku pelacur. Hanya karena tingkahku, sikapku, statusku, kata-kataku.

Aku wanita baik-baik.

Aku wanita baik-baik.

Aku wanita baik-baik.

Mengindikasi kefuturan itu mudah. Tapi mengertikah? Solutifkah? Atau hanya sekedar menuduh kemudian meninggalkan seribu gejolak dalam jiwa?

Sungguh, aku wanita baik-baik.

(Atau seseorang yang ingin jadi wanita baik-baik?)

Dan, keputusan selalu tak pernah berasal dari hati. Jika kemudian aku menginginkn fatwa yang menguatkan, menunggu kepastian dari orang-orang yang lebih teguh, apakah berarti aku plin-plan? Tidak punya pendirian?

Dan, aku takut sendirian.
Siapa yang akan mendengarku ketika aku bercerita?
Siapa yang akan menyambutku saat aku ingin pulang?
Siapa yang akan...


Siapa yang akan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar