Senja

Selasa, 11 Desember 2012

Agresi Militer Semut

Aku juga bingung kenapa mereka kekeuh banget buat masuk ke kamar kosku.
Apa aku terlalu manis buat mereka ya?
*eh

Padahal, dinding kamarku sudah tak berbentuk.
Oke, aku akui aku anak seni rupa... Tapi ini tu gak nyeni banget lo...
Dibilang mural ya nggak, dibilang grafiti ya jauh...


Ini berawal dari sekitar setengah tahun yang lalu. Suatu hari aku pulang dari kuliah dalam kondisi capek dan menemukan kamar kosku banjir SEMUT! S-E-M-U-T! Ant!
Dan peperangan di mulai...

Kucoba berbagai cara untuk mengusir mereka. Berusaha membebaskan diri dari penjajahan mereka. Berusaha sekuat tenaga dari mencegah kontaminasi segala kuman dan virus yang mereka sebar lewat jejak kaki mereka. Tak terbayang... Entah wilayah bumi mana yang baru saja mereka injak. Mungkin dapur? Kamar ibu kos? Tanah becek? Dinding got? Toilet?! Dan sekarang mereka menginjak-injak makananku!! Tidak bisa dibiarkan!

Tapi ini tidak semudah dibayangkan. Segala jurus sudah kugunakan, semua senjata sudah kucoba, tapi mereka selalu bisa kembali, kembali dan kembali. Lewat jendela, lewat pintu, lewat celah kusen... Mereka benar-benar seperti hantu yang tiba-tiba sudah muncul lagi dengan deretan panjang beribu pasukan.

Setiap penyakit memiliki obat.
Dan puji syukur kepada Allah. Aku menemukan senjata terampuh untuk menghentikan jalur feromon mereka.
Kapur Ajaib!
Kugores seluruh dinding kamarku yang mungkin bisa mereka jadikan jalur penyerangan. Kamarku jadi indah. Inilah awalnya, sebab dari segala kreatifitas yang kutumpahkan pada dinding kamar kosku yang ungu dan anggun. Kini nasibnya lebih buruk dari papan tulis. Tak apa, yang penting aku aman dari gangguan mereka. Penyamun! Aku aman dari mereka dalam beberapa bulan ini.

Ah, itu sudah lama. Hari ini perang kembali berkecamuk.
Mereka tahu-tahu sudah memenuhi kamarku lagi.
Aku benar-benar gila dibuatnya!
Berkali-kali ku cek, sebenarnya apa sih isi kamarku yang ingin mereka jarah?
Aku hanya merasa bahwa aku adalah anak kos sederhana yang tidak pernah neko-neko menyimpan batangan emas atau setumpuk berlian di dalam kamar kos.
Aku heran, apa yang sebenarnya mereka inginkan dariku?

Mataku terpaku pada benda itu.
Benda gurih dan renyah di dalam bungkusan plastik hitam.
'Tempe Goreng'
Sumber kehidupanku hari ini yang kubeli untuk mengganjal perut tadi siang.

Aih, mereka benar-benar kelewatan!
Aku harus segera membantai mereka yang berani masuk ke wilayah kekuasaanku!

Kali ini seru banget. Kutelusuri jalur evakuasi makanan mereka, mengikuti jejak feromon yang dengan jahatnya selalu berhasil membuat mereka kembali menemukan jalan pulang meski berkali-kali kucoba kacaukan. Kuikuti jejak itu. Bermula dari seonggok tempe di atas rak makanan, lalu menjalar ke bawah rak, ke lantai, ke bawah meja, ke samping kasur, ke sela-sela keramik lantai, ke samping lemari, naik ke dinding, ke kusen jendela, naik lagi... naik...
ASTAGA!
Ventilasi yang sama sekali tak terpikirkan olehku sebelumnya. Ventilasi kecil di atas pintu kamar. Ada tiga di sana dan cukup tinggi. Tanpa berpikir panjang, aku segera mengambil kapur ajaib lalu memanjat kusen jendela dan berusaha memanjangkan tangan untuk bisa membuat garis-garis melingkari tepi ventilasi.
(Disertai backsound dari tetangga kamar: "Owh... Wulan.. kelakuannya ya.. ternyata...". Aku cuma nyengir dan berimajinasi bahwa ini adalah pohon rambutan di depan rumah).

1 buah ventilasi tak berhasil kuraih.
Aku menyerah.
Aih, ini menyakitkan...
Membuatku teringat pada kepengecutanku untuk berhenti berjuang dalam amanah yang harusnya kuselesaikan. Aku selalu menyerah, bahkan pada lubang ventilasi yang terakhir.
Aku tidak sekuat pasukan semut-semut itu. Yang meski sudah hampir setengah tahun ini berusaha kubasmi, tapi mereka terus saja berjuang mencari jalan menuju kamarku.

Lihatlah mereka!
Lihatlah berapa banyak bangkai yang teronggok di sudut-sudut kusen jendela kamarku!
Bangkai semut yang mati dalam perjuangan menempuh istananya untuk membawa makanan!
Mereka berkorban, ataupun apapun namanya...
Mereka berjuang sampai mati...
Mereka tidak pernah menyerah di tengah jalan hanya karena takut mati...
Tapi tidak berhenti disitu...

Lihatlah!
Lihat perjuangan para semut yang masih hidup!
Mereka melanjutkan misi collecting food yang sangat penting bagi keberlangsungan bangsa mereka dengan terus berusaha mencari jalan keluar. Mereka terus mencari setiap sela kamar kosku yang tidak dibentengi kapur ajaib.

Ah... Mereka hanya memperjelas bahwa semut-semut yang berguguran di jalur feromon tidaklah mati sia-sia.  Mereka memperjelas bahwa kegigihan akan mengalahkan seribu rintangan dalam jalan perjuangan ini. Betapa siqohnya mereka terhadap peran-peran yang harus dijalankan demi keberhasilan misi besar. Mereka tidak punya alasan sentimentil yang dapat membuat mereka putus asa dan berhenti bekerja demi bangsanya. Betapa mereka semua membuktikan bahwa perencanaan yang matang dan ikhtiar yang gigih telah membuat mereka berhasil menembus tembok pertahananku yang terkuat sekalipun.
Mereka...

Ah!
Sudah! Cukup!

Aku tak perlu merasa simpati terhadap kerapian sistem kerja mereka. Aku tak perlu merasa wajib berbesar hati mengakui kegigihan mereka yang hanya akan membuatku luluh dan lemah. Apa aku harus membuka diri dan mempersilahkan mereka menikmati remah-remah roti, tetes-tetes susu, dan semua hal yang mereka suka di dalam kamarku? Apa perlu aku menjamu mereka dengan senyum manis dan pelayanan terbaik?

TIDAK!

Penjajah tetap saja penjajah. Kamar ini adalah hakku. Aku sudah bayar mahal untuk berada di dalam kamar kos ini selama setahun (eh, sebenarnya sih uang bapakku...). Mereka yang harus pergi! Dan ini terakhir kalinya aku harus repot-repot mengacaukan kerapian cat dinding kamarku. Aku akan pastikan itu!
Ini terakhir kalinya aku mengotori dinding kamar kosku dengan kapur racun itu!


Tapi memang,
mereka seperti Israel yang takkan berhenti berusaha merebut tanah Palestina dari tangan muslimin, hanya demi seonggok tempe goreng atau sisa gula yang berantakan di lantai.
Aku hanya perlu mempersiapkan diri menghadapi pertempuran ini dan menyimpan beberapa kotak kapur ajaib di dalam lemari.
Peperangan akan tetap berlanjut!


Tugas hari ini:
tadabur Qur'an Surat An-Naml!

3 komentar:

  1. Tadinya kirain cuma mau curhat GJ... tapi trnyata banyak ambil makna dari semut dan 'peperangan' yang terjadi...

    Sipp deh...

    BalasHapus